Penulis : Murisa Aningsih
Pasca kebakaran besar dan bencana asap yang terjadi di Indonesia pada September 2015, pemulihan gambut menjadi agenda penting secara nasional. Pengelolaan lahan gambut yang baik perlu dilakukan untuk menjaga stabilitas kelembaban tanah agar tidak mudah terbakar, dengan tidak meninggalkan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Pendekatan pemulihan gambut dengan metode 3R (Rewetting, Revegetation, dan Revitalization) diharapkan dapat membantu percepatan pemulihan gambut rusak/terbuka, sekaligus dapat membantu kehidupan masyarakat yang hidupnya tergantung pada kegiatan di lahan gambut.
Mengapa Nenas?
Tanaman nenas ( Ananas cosmosus L ) dapat tumbuh dengan baik di kondisi basah seperti di lahan gambut. Nenas merupakan salah satu komoditas buah-buahan potensial di daerah tropis yang mudah dikembangkan serta mudah dalam pemeliharaanya karena tanaman ini dapat bertahan hidup pada konsidi kering.
Buah nenas dikenal memiliki kandungan vitamin C yang tinggi, selain itu juga terdapat kandungan enzim bromelain yang berfungsi untuk melunakkan daging dan mempermudah proses pencernaan dan penyerapan makanan dalam tubuh. Buah nenas juga dipercaya ampuh dalam mengobati berbagai macam penyakit seperti flu, wasir, mual, gangguan saluran kencing, penyakit kulit hingga anemia. Beragam manfaat dan nilai ekonomis ini membuat budidaya nenas dapat menjadi menguntungkan.
Melihat kesesuaian komoditi nenas di lahan gambut, dan potensi keuntungan ekonomi yang dapat diperoleh masyarakat LPESM memberikan dukungan kepada Kelompok Tani Desa Pematang Duku Timur sebanyak 15.000 bibit nenas.