Woro Supartinah, Direktur LPESM Riau berkesempatan bergabung dalam program Akselerasi Tingkat Tapak, 2021 yang ditaja oleh WEA (Women’s Earth Alliance), sebuah program regular skala Indonesia yang memasuki period ke-3 sejak tahun 2019. Program ini berlangsung selama 4 bulan terhitung sejak 3 Mei – 3 September 2021, diisi dengan sesi pertemuan virtual setiap bulan 2 kali, dan diselingi dengan 2 sesi workshop Kolaborasi Virtual yang berisi berbagi pengalaman dengan pemimpin perempuan yang telah mendedikasikan tenaga dan waktunya untuk merawat dan melindungi bumi.
Woro Supartinah[1] adalah 1 dari 24 peserta yang merupakan pemimpin perempuan yang berasal dari seluruh Indonesia, yang banyak bergerak di dalam penyelamatan lingkungan baik itu dalam sektor perlindungan ekosistem hutan dan pantai, sains dan inovasi lingkungan, membangun gerakan, hak atas tanah, kearifan lokal dan adat, kewirausahaan sosial, sistem pangan regeneratif, kesetaraan gender, dan Pendidikan untuk keberlanjutan. Seluruh kegiatan dalam program ini dilakukan secara daring.
Pembelajaran terbesar dari kegiatan ini adalah sharing pengalaman dan insight dari berapa figur yang tidak asing lagi dalam dunia penyelamatan alam dan lingkungan seperti Mama Aleta Baun; perempuan dari tanah Mollo kabupaten Timor Tengah Selatan, yang membela alam dan tanahnya dari gempuran perusahaan tambang marmer berpusat di Jakarta dengan cara menenun di dalam hutan[2]. Meskipun sharing berbagi dengan Mama Aleta sedikit terganggu oleh persoalan teknis, namun kebanyakan peserta merasa lebih termotivasi dengan cerita perjuangan Mama Aleta. Tentu saja cerita Mama Aleta juga dibarengi inisiatif-inisiatif yang tidak kalah menariknya dari figur lain termasuk Nadine Chandrawinata melalaui kegiatan Sea Warriorsnya. Selain cerita berbagi pengalaman dari figure tertentu, dalam kegiatan ini juga dihadirkan narasumber yang membuka peluang untuk kemungkinan kerjasama-kerjasama advokasi dan kampanye. Yang tak kalah menarik lagi juga ada sesi peer learning di mana para peserta program WEA sendiri yang diberikan kesempatan untuk berbagi pengalamannya dengan para peserta lain.
__________________
[1] https://womensearthalliance.org/woro-supartinah/?fbclid=IwAR2V1HFbK7YTC5FP88lQGA-CHYGBnRFWeehH7oXi_-1PHP0ecBjfjsq89r8
[2] https://www.mongabay.co.id/2013/04/15/mama-aleta-berjuang-mempertahankan-lingkungan-melawan-tambang-dengan-menenun/
Modul-modul pembelajaran dan tugas-tugas yang diberikan selama program ini menurut Woro Supartinah selain mengingatkan kembali kepada landasan piker/teori dari Gerakan penyelamatan alam dan lingkungan, juga meningkatkan jaringan untuk inisiatif-inisiatif yang beragam yang dilakukan oleh seluruh peserta yang dapat memperkaya ide-ide yang telah dilakukan selama ini di Lembaga masing-masing peserta.
Dalam program ini, para peserta juga dipandu oleh para mentor untuk menghasilkan kerangka kerja inisiatif yang akan dilakukan setelah program WEA selesai; termasuk untuk mendampingi peserta dalam penyelesaian tugas-tugas dari setiap modul yang diberikan.
Pada akhirnya, program WEA ini bertujuan untuk memperkuat kerja akar rumput untuk menyelamatkan alam dan lingkungan, dengan menyatukan kerja-kerja dan strategi yang selama ini dilakukan secara terpisah. Filosofi ini mengikuti prinsip tumbuhnya pohon bambu; semakin ramai semakin kuat menahan hempasan angin. Pada akhirnya: titik temu dalam kerja dan strategi tersebut diharapkan dapat meningkatkan dampak bagi terselamatkannya alam dan lingkungan; bumi sebagai tempat berlanjutnya kehidupan manusia.
Salah satu sesi Mingle Time; sesi untuk mengenal dan mempererat hubungan antar peserta. Foto Yune-WEA
Ditulis oleh MG